KORUPSI
Satu kata penuh
makna, banyak orang yang membencinya tapi banyak pula yang secara
terang-terangan melakukannya. Entah apa yang mereka pikirkan, apakah memang
benar semua itu sudah menjadi kebudayaan?
Jadi teringat
kehancuran VOC sewaktu berkuasa dan menjajah negeri kita. Dikabarkan VOC
bangkrut karena beberapa pejabat di dalamnya terlibat korupsi. Secara tidak
langsung mungkin itulah cikal bakal budaya korupsi di Indonesia. Tapi kita
tidak bisa sepenuhnya nenyalahkan semuanya kepada sejarah. Kalau memang ada
niat dan komitmen yang kuat untuk tidak melakukan korupsi pasti tidak akan
seperti sekarang ini.
Sungguh miris
kalau melihat kondisi negeri ini sekarang ini, masalah semakin kompleks
sehingga praktik korupsi pun semakin merajalela. Bukan hanya dari kalangan elit
politik saja, bahkan sekarang sudah merambah ke ranah pendidikan.
Sungguh saya
sangat kaget dan kecewa, ternyata kampus yang selama ini saya rasa tidak ada
masalah ternyata menyimpan kebobrokan yang menurut saya sungguh memalukan.
Padahal kampus merupakan tempat untuk menuntut ilmu agar kita sebagai generasi
penerus bangsa bisa meneruskan perjuangan pahlawan kita. Tapi pada kenyataannya
sebaliknya, entah mau mengikuti para politikus di DPR sana atau bagaimana saya
juga tidak tahu. Para perwakilan Mahasiswa di organisasi himpunan mahasiswa
yang selalu menggembar gemborkan slogan anti korupsi, ternyata ada oknum yang
melakukan tindakan yang mungkin bisa dikatakan pungli. Tapi apa beda pungli
dengan korupsi, toh ujung-ujungnya sama-sama ingin memperkaya diri dari uang
yang bukan haknya. Kejadian ini menjadi
tanparan bagi penanggung jawab himpunan mahasiswa tersebut. bagaimana
tidak, organisasi yang selama ini menjadi tanggungjawabnya ternyata telah mencoreng
namanya sendiri.
Sebenarnya masalahnya
mungkin sepele, hanya tentang perbedaan nominal pembayaran biaya perpustakaan.
Kalau mahasiswa langsung membayar ke bank, masing-masing mahasiswa dikenakan
biaya sebesar Rp 10.000,-. Dan apabila membayar lewat organisasi tersebut,
masing-masing mahasiswa harus membayar uang sebesar Rp 12.000,-. Ini dia yang
membuat para mahasiswa bertanya-tanya? Karena dari pihak organisasi tersebut
tidak menjelaskan perbedaan nominal antara membayar langsung di Bank dengan
membayar di organisasi. Lambat laun karena para mahasiswa merasa dirugikan,
akhirnya ada yang mengadukan kepada salah satu dosen di kampus tersebut. Dan
setelah dilakukan investigasi dan mediasi dengan penanggungjawab organisasi
tersebut, akhirnya mulai terdapat titik terang. Akan tetapi oknum yang melakukan
tindakan tersebut masih tetap mengelak bahwa dia tidak melakukannya. Dan dia
berdalih dia melakukan tindakan tersebut karena diperintah oleh atasanya. Akan
tetapi penanggunjawab organisasi tersebut tidak tahu menahu tentang kebijakan
pembayaran yang terdapat selisih tersebut.
Dan dosen yang melakukan investigasi kasus tersebut mengancam akan
mempidanakan oknum yang melakukan tindakan pungli tesebut.
Selang beberapa
jam setelah investigasi, salah satu perwakilan dari organisasi tersebut
membroadcast lewat sms. Dimana isi sms tersebut adalah, bagi teman-teman yang
sudah membaya uang pembayaran sebesar Rp 12.000,- harap segera ke tempat
organisasi tersebut. Karena sisa uang Rp 2.000,- dari nominal pembayaran yang
sudah dibayarkan maka dikembalikan kepada masing-masing mahasiwa yang sudah
melakukan pembayaran. Sontak saya pun kaget dan campur ketawa dan dalam hati pun
berfikir. Pasti mereka takut setelah akan diancam dipidanakan oleh sang dosen
tersebut.
Tapi mungkin ini
satu dari banyak kasus yang terungkap yang pernah terjadi. Semoga saja ini
menjadi kejadian yang terakhir, bukan kejadian terkhir yang terungkap. Akan
tetapi kejadian yang terakhir terjadi di kampus ini. Mau jadi apa nantinya para
perwakilan mahasiswa tersebut, kalau sejak masih belajar berorganisasi saja
sudah belajar sesuatu yang tidak baik. Semoga kejadian ini menjadi bahan
introspeksi buat para perwakilan mahasiswa dan dosen semuanya. Tetap semangat
untuk menatap hari esok, kebaikan pasti akan menghampiri kita jika kita selalu
melakukan hal baik pula begitu juga sebaliknya. Hidup mahasiswa !
No comments:
Post a Comment