Dengan wujud buruk rupa ku ini, hampir semua makhluk di bumi
ini membenci dan menjauhi ku. Setiap hari aku pun mendapat perlakuan yang tidak
mengenakkan. Aku selalu diejek dicaci maki, aku pun mulai tak tahan dengan
kondisi kehidupan ku kini. Rasanya hidup
ku tak lagi berarti dan tak ada gunanya lagi aku hidup.
Suatu hari ketika aku berjalan di sebuah dahan yang cukup
rindang, aku bertemu dengan kumbang. Dan dia pun bertanya kepadaku, “hay ulat
ada apa denganmu, kenapa kau tampak murung ?” Dengan nada lirih aku pun
menjawab, “aku tak tahu harus bagaimana lagi mbang, rasanya aku tak lagi punya
tujuan hidup. Semuanya membenciku mereka selalu mengolok-olok aku hanya karena
bentuk fisikku.” Oh, itu ternyata masalah yang membuat mu murung terus. Tenang
saja wahai kawan, syukurilah apa yang ada pada dirimu kini. Tuhan itu maha adil
lagi maha penyayang, Tuhan pasti punya rencana lain dibalik semua ini. Kau tak
perlu minder dengan bentuk fisik mu yang seperti ini. “Baik terima kasih kawan,
mungkin hanya kaulah teman yang paling mengerti diriku.
Akan tetapi lambat laun aku pun mulai sadar, hidup memang tak
selalu sempurna begitu pun dengan ku. Syukurilah apa yang ada kini, hanya usaha
keraslah yang mampu mengubah kehidupannku ini.
Tak terasa waktu terasa mulai beranjak dan aku tak menyadari
perubahan bentuk tubuhku. Aku pun mulai menyadari ada sesuatu yang aneh, bentuk
tubuh ku berubah. Tapi perubahan ini malah membuatku semakin minder dan semakin
putus asa. Aku merasa tubuh ku ini semakin buruk jika dibandingkan ketika
pertama diriku lahir kedunia ini. “Oh, tidak .....! teriak ku dalam sepinya
malam. Apa lagi yang terjadi pada ku lagi Tuhan, apakah engkau membenciku
sehingga Engkau buat tubuh ku seperti ini?” Hampir setiap hari ku menangis dan
meratapi hidup ku ini, seakan tak ada artinya lagi aku hidup. Hidupku semakin
sepi hanya berteman dengan lirih nya suara angin malam, tak terasa akupun mulai
terlelap setelah beberapa waktu ini kurang tidur.
Mentari mulai menampakkan senyumnya di ufuk barat sana,
seolah menyapa diriku yang sedang sedih. Dengan mata yang masih sedikit
terpejam, aku mulai terbangun dari tidur ku. Karena mata ku belum sepenuhnya
terbuka, aku tak melihat kalau di depan ku itu tak ada lagi dahan untuk ku
tatih. “tolong .,., (teriakku)”. Dan tak ada satupun yang mendengar
teriakkanku. Tubuh rentaku ini mulai mendekati tanah, entah apa yang akan
terjadi pada tubuh ini kalau nanti berbenturan dengan kerasanya tanah. Begitu aku bangun, aku merasa ada sesuatu
yang berbeda. Bentu tubuh ku yang dulu buruk rupa sekarang berganti. Tapi ini seperti mimpi, tubuh ku malah
melayang . Dalam hatiku pun berkata, ada apa denganku Tuhan? Apakah kau mendengar do’a ku selama
ini? Mungkin benar kata kumbang, Tuhan memang adil dan pasti punya rencana
untuk semua makhluknya.
Sekarang hidupku tak lagi diselimuti dengan kesedihan tak ada
lagi yang mengolok-olok dan mengejekku lagi. Bahkan semuanya malah memujiku dan
seolah-olah mendewakan aku karena bentuk tubuh ku kini yang sudah berubah.
Tubuhku kini tak lagi buruk, sekarang aku bisa terbang karena tubuhku mempunyai
sayap seperti bidadari dan tergambar lukisan yang indah di sayap ku itu. Akupun
sangat bahagia dengan anugerah yang telah diberikan kepadaku, sekarang akupun
mulai tahu apa arti dari sebuah kehidupan. Syukurilah apa yang ada kini dan
selalu berusahalah dan jangan putus asa menjalani kerasnya kehidupan. Karena
sesungguhnya Tuhan mempunyai rencana lain di balik kesusahan makhluknya.